MATEMATIKA DISKRIT HIMPUNAN
HIMPUNAN
Ilmu
komputer dan informatika merupakan bidang ilmu yang mempelajari objek-objek
diskrit, di komputer objek-objek diskrit merupakan data masukan untuk program. Himpunan
merupakan terminologi dasar tentang sekumpulan objek diskrit. Himpunan adalah
kumpulan objek-objek yang berbeda. Bagian-bagian yang terdapat dalam himpunan
di sebut anggota, unsur atau elemen.
A.
Penyajian
himpunan
-
Enumerasi
Jika himpunan tidak terlalu besar kita bisa
menyajikan himpunan dengan cara mengenumerasi artinya menuliskan semua elemen
himpunan yang bersangkutan di antara dua buah tanda kurung kurawal.
Contoh
: Himpunan A berisi lima buah bilangan genap pertama adalah A = {2,4,6,8,10}
-
Simbol-simbol
Baku
Simbol
Baku
P = himpunan
bilangan bulat positif
N = himpunan
bilangan asli
Z =
himpunan bilangan bulat
Q =
himpunan bilangan rasional
R = himpunan
bilangan riil
C = himpunan
bilangan kompleks
U = himpunan
semesta atau universal
contoh
: U = {1,2,3,4,5}dan A adalah himpunan
bagian dari U, dengan A = {1,3,5}.
-
Notasi
Pembentukan Himpunan
Cara lain menyajikan himpunan adalah dengan notasi
pembentuk himpunan (set builder). Dengan cara penyajian ini, himpunan
dinyatakan dengan menulis syarat yang harus di penuhi oleh anggotanya.
Notasi
: {x| syarat yang harus dipenuhi oleh x}
-
Diagram
venn
Diagram
venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini di
perkenalkan oleh matematikawan inggris bernama Jhon Venn pada tahun 1881. Dalam
diagram venn semesta (U0 digambarkan sebagai segi empat dan lainnya digambarkan
sebagai lingkaran . Contoh :
U
|
A B
B.
Kardinalitas
Kardinalitas sebuah himpunan yang
dikatakan berhingga (finite set) jika terdapat n elemen berbeda (distinct) yang
dalam hal ini n adalah bilangan bulat tak negative. Sebaliknya himpunan
tersebut dinamakan tak-berhingga (infinite set). Misalkan A merupakan himpunan
berhingga, maka jumlah elemen berbeda di dalam A disebut kardinal dari himpunan
A.
Notasi
: n(A) atau |A|
C.
Himpunan
Kosong
Himpunan Kosong Himpunan yang tidak
memiliki satupun elemen atau himpunan dengan cardinal = 0 disebut himpunan
kosong (empty set).
Notasi
: {} atau Ø
Contoh
; E= { x | x < x }, maka |E| = 0
D.
Himpunan
Bagian (Subset)
Sebuah himpunandapat merupakan bagian
dari himpunan lain. Anggota yang dikandung di dalam himpunan tersebut juga terkandung
di dalam himpunan yang lain.
Himpunan
A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A
merupakan elemen dari B. dalam hal ini B dikatakan superset dari A.
Notasi
:
Contoh
: {1,2,3}
{1,2,3,4,5}
E.
Himpunan
yang sama
Dua buah himpunan mungkin saja sama
yaitu semua anggota di dalam kedua himpunan tersebut sama, meski pun urutan di
dalam himpunan tidak sama.
Himpunan A dikatakan sama dengan
himpunan B jika dan hanya jika keduanya mempunyai elemen yang sama. Dengan kata
lain, A sama dengan B jika A adalah
himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A.
Notasi
: A = B
A
A
Contoh
: jika A={3,5,8,5} dan B = {3,5,8} maka A=B
F.
Himpunan
Ekivalen
Dua buah himpunan dapat mempunyai
cardinal yang sama meskipun anggota kedua himpunan tersebut tidak sama.kita
katakan kedua himpunan tersebut ekivalen. Himpunan A dikatakan ekivalen dengan
himpunan B jika dan hanya jika cardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
Notasi
:
Contoh
: jika A = {1,3,5,7} dan B= {a,b,c,d}, maka
G.
Himpunan
Saling Lepas
Dua buah himpunan mungkin saja tidak
memiliki anggota yang sama satu buah pun. Kedua himpunan tersebut dikatakan
saling lepas (disjoint). Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika
keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
Contoh
: jika A= {x| x
P,
x < 8} dan B = {10,20,30,..}, maka A // B.
H.
Himpunan
Kuasa
Satu
terminologi yang banyak ditemui dalam literatur ilmu komputer adalah himpunan
kuasa (Power set). Himpunan kuasa dari suatu himpunan mengandung semua himpunan
bagian dari himpunan yang dimaksud.
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan
A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
Notasi
:P(A) atau 2A
Contoh
: jika A = {1,2} maka P(A) = {Ø, {1}, {2}, {1,2}}
I.
Operasi
Terhadap Himpunan
Terdapat
beberapa operasi yang biasa digunakan terhadap dua buah himpunan sehingga
menghasilkan himpunan lain, yaitu operasi irisan (intersection), gabungan
(union), komplemen, selisih (difference), perkalian kartesian (Cartesian
Product), dan beda-setangkup (symmetric difference).
a.
Irisan
(intersection)
Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan
yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi :
b.
Gabungan
(union)
Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi
:
c.
Komplemen
(complement)
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu
himpunan semesta U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang
bukan elemen A.
d.
Selisih
(difference)
Selish dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan elemen dari A tapi bukan elemen dari B. Selisih antara
A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relative terhadap
himpunan A.
e.
Beda
Setangkup (symmetric difference)
Beda setangkup dari himpunan A dan B adalh suatu
himpunan yang elemenya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi
f.
Perkalian
Kartesian (Cartesian Product)
Perkalian
kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan
berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari kompenen pertama dari himpunan A
dan kompenen kedua dari himpunan B.
Notasi :
J.
Perampatan
Operasi Himpunan
Operasi himpunan dapat dilakukan terhadap
2 atau lebih himpuanan. Dalam hal ini kita melakukan perampatan
(generalization) operasi himpunan dengan menggunakan dasar perampatan yang ada
pada operasi aritmatika biasa.
K.
Hukum-hukum
Aljabar Himpunan
Terdapat beberapa sifat yang berlaku
dalam pengoprasian dua buah himpunan atau lebih dimana sifat tersebut
dinyatakan dalam kesamaan himpunan ( set indentities). Dan kesamaan tersebut
dinamakan hukum, dimana hukum tersebut mengatur operesi pada himpunan. Diantar
hukum-hukum tersebut ada yang mirip dengan hukum Aljabar pada sistem bilangan
riil sehinggan pada himpunan juga dikenal dengan hukum-hukum aljabar himpunan.
Ada
11 hukum-hukum aljabar humpunan, yaitu :
1. Hukum
identitas
|
dan
|
2. Hukum
null/dominasi
|
|
3. Hukum
komplemen
|
|
4. Hukum
idempoten
|
|
5. Hukum
involusi
|
|
6. Hukum
penyerapan
|
|
7. Hukum
komutatif
|
|
8. Hukum
Asosiatif
|
|
9. Hukum
distributif
|
|
10. Hukum
De Morgan
|
=
|
11. Hukum
0/1 (hukum Komplement 2)
|
dan
|
L.
Prinsip
Dualitas
Prinsip
dualitas banyak ditemukan pada beberapa situasi. Prinsip ini menyatakan bahwa
dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang
benar. Seperti perbedaan letak kemudi pada Negara Amerika Serikat yang terletak
disebelah sepan bagian kiri, sedangkan di inggris juga Indonesia kemudi
terletak di depan sebelah kanan. Kedua perbedaan ini menimbulkan pebedaan yang
berbeda pada kedua Negara.
M.
Prinsip
Inklusi-Eksklusi
Prinsip
Inklusi-Eksklusi merupakan jumlah elemen yang merupakan hasil pengabungan yang
seharusnya adalah elemen di masing-masing himpunan dikurangi dengan
elemen-elemen didalm irisannya.
N.
Partisi
Partisi
dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2,……
dari A sedemikian sehingga:
A1
A2
…
= A, dan
Himpunan
bagian Ai saling lepas, yaitu Ai
Aj = Ø untuk I ≠ j
Jika
himpunan A terbatas jumlahnya elemenya, maka jumlah partisi yang dapat dibetuk
tidak lebih banyak dari |A|.
Contoh
: A= {1,2,3,4,5,6,7,8}, maka {{1}, {2,3,4},{7,8}, {5,6}} adalah partisi A.
O.
Pembuktian
Proposisi Himpunan
Proposisi himpunan adalah peryataan yang
menggunakan notasi himpunan. Terdapat beberapa metode untuk membuktikan
kebenaran proposisi himpunan. Kita dapat membuktikannya dengan beberapa metode
yang menghasilkan kesimpulan yang sama. Beberapa metode pembuktian proposisi
himpunan yaitu :
·
Pembuktian menggunakan digram venn.
·
Pembuktian dengan menggunakan table
keanggotaan.
·
Pembuktian menggunakan aljabar himpunan.
·
Pembuktian menggunakan definisi.
P.
Himpunan
ganda (multiset)
Himpunan ganda merupakan himpunan yang
elemenya boleh berulang atau tidak harus berbeda. Contonya : {a,a,a,b,b,c} ,
{2,2,2}, {2,3,4}, {} adalah himpunan ganda. Multiplisitas dari sebuah himpunan
ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut dalam sebuah himpunan ganda.
Contoh : jika M = {0, 1, 01, 1, 0, 001, 0001, 00001, 0, 0, 1} maka
multiplisitas elemen 0 adalah 4.
Q.
Tipe
Set dalam Bahasa Pascal
Bahasa Pascal Menyediakan tipe data
khusus untuk himpunan, yang bernama set.
Tipe
set menyatakan himpunan kuasa dari tipe ordinal.
Contohnya
:
type
HurufBesar = ‘A’..’z’ ;
Huruf
= set of HurufBesar;
Var
HurufKu
: Huruf;
R.
Pengantar
Logika dan Himpunan Fuzzy
Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh lotfi A. Zadeh,
seorang ilmuwan Amerika serikat berkebangsawan Iran dari Universitas California
di Barkeley melalui tulisannya pada tahun 1965.
Meskipun logika fuzzy dikembangkan di amerika, namun lebih populer dan
banyak di aplikasikan secara luas oleh praktisi jepang dengan mengadaptasikan
ke bidang kendali (control). Contohnya seperti mesin cuci, AC dan lainnya.
Logika fuzzy umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang
mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty). Logika fuzzy di kembangkan dari
teori himpunan fuzzy. Sementara, himpunan fuzzy yang telah kita bahas merupakan
himpunan klasik yang seringkali disebut himpunan tegas (crisp set).
Dalam teori himpunan fuzzy, keanggotaan suatu elemen di dalam
himpunan dinyatakan dengan derajat keanggotaan (membership values) yang
nilainya terletak di dalam selang [0,1]. Derajat kenggotaan di tentukan dengan
fungsi ke anggotaan :
Cara Mendefinisikan Himpunan Fuzzy
Misalkan
himpunan fuzzy A didefinisikan pada semesta pembicaraan X={x1,x2,…xn}.
Cara 1 : sebagai himpunan pasangan
berurutan
A = {(X1,
A(X1)), (X2,
A(X2)),….,(Xn,
A(xn))}
Cara 2: dintanyakan dengan menyebut
fungsi keanggotaan.
Cara
ini digunakan bila anggota himpunan fuzzy bernilai menerus (rill).
Misalkan
: A himpunan bilangan rill yang dekat 2
Maka, dalam himpunan fuzzy,
A=
{(x,
(x))|
(x)=1/(1+(x-2)2)}
Cara
3: Dengan menuliskan sebagai
A= {
A(x1)/x1+
A(x2)/x2+…+
A(xn)/xn} ={
A(xi)/xi}
Untuk
X diskrit atau
A
= {
A(x)/x}
Untuk
X diskrit atau (continue.lambang
bukan berarti integral seperti di dalam
kalkulus.
Daftar
Pustaka
Munir,
Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika
http://www.slideshare.net/muhammaddavide/himpunan-53046242
materinya cukup lengkap.
ReplyDeleteterima kasih. jangan lupa berkunjung kembali :)
DeleteTerima kasih. Bermanfaat sekali.
ReplyDeleteKunjungi juga Blog ini